Agenda hari ini diisi dengan bermain basah-basahan di
pulau. Meski diantar oleh bus, ternyata dermaga kapal tidak jauh dari
penginapan. Jumlah peserta yang cukup besar, membuat group harus dibagi menjadi
2 kapal. Stop pertama dihabiskan di sebuah pulau yang gak begitu jauh dari
daratan, pantainya berpasir putih dan landai. Panoramanya memang tidak mengecewakan lah. Tapi mungkin kami kurang
beruntung karena awak kapal tidak mampu menunjukkan taman laut seperti yang
kami bayangkan. Merasa bosan disini, kami pun naik ke kapal untuk pindah ke
spot yang lain, gak jauh dari situ. Kali ini agak lumayan, hamparan karang kecil
dan lancip berwarna biru menyapa begitu kami menceburkan diri ke laut. Yosie
yang awalnya takut untuk turun, berhasil diyakinkan oleh Emil dan gue. Kami
bertiga pun berenang sambil bergandengan. Hihihihi kalo direkam pasti lucu. Dari
spot ini, kami terus berenang santai menyusul yang lain untuk menyantap makan
siang di pantai.
Under water di Riung 17 Pulau |
Menikmati suasana pantai di Riung |
Menikmati suasana pantai di Riung |
Lepas bersantai dan makan siang, kami melanjutkan ke
pulau Kalong. Pulau ini agak sedikit jauh dibanding pulau yang pertama tadi. Air
di sekitar pulau berwarna sedikit kehijauan, pohon-pohon pun seolah bermunculan
dari dari dalam air. Sekilas mirip seperti di rawa, lho. Sesuai dengan namanya,
pulau Kalong merupakan rumah dari spesies kalong. Pada siang hari – sesuai
sifat aslinya – mereka tidur bergelantungan di ranting pohon. Awak kapal
berinisiatif membangunkan mereka dengan teriakan-teriakan, bahkan ada yang
terjun ke air dan menggoyang-goyangkan dahan tempat mereka menetap. Kontan
gerakan dan suara ini membuat mereka terkejut dan panik menyelamatkan diri.
Wooowww, ribuan…(hmmmm.. ...bisa juga jutaan) kalong berterbangan memenuhi langit sekitar pulau
ini. dari jarak pandang ini sih memang terlihat cantik…tapi kalian tau sendiri
kan…kalau dari dekat wajah aslinya seperti monster. Duuh, macam kamera 360 aja
nih kalong, pemberi harapan palsu (PHP) banget.
Atas: dalam 1 pohon terdapat begitu banyak kelelawar. Bayangkan, ada berapa pohon disitu? Bawah" awak kapan menggoyang-goyangkan pohon agar kelelawar terbangun *kasian sih kelelawarnya* |
Secara garis besar yang bisa gue katakan tentang Riung:
menyenangkan untuk dikunjungi. Tapi, kalau tidak dibekali dengan awak kapal
yang handal menunjukkan spot snorkeling bagus, akan sangat membuang-buang waktu
untuk mengunjunginya.
Siang hari kami pun pulang untuk bersiap-siap menuju
kabupaten berikutnya, yaitu Bajawa. Dalam perjalan kesana, kami sempat berbelok
ke lokasi pemandian air panas Mangeruda. Karena hari sudah mulai gelap, hanya
beberapa orang yang cukup bersemangat untuk melihat-lihat situasi pemandian
tersebut. Sisanya memilih untuk meluruskan badan saja sambil memesan kopi di
warung sekitar pintu masuk.
Sampai di Bajawa, kami pun langsung menuju penginapan
yang sudah ditentukan oleh Arta. Seperti biasa, Nova begitu sigap untuk mencari
kamar yang terbaik. Baik dalam arti strategis, besar dan bersih. Yang kebagian
enaknya sih Mona dan gue juga, hahaha (makasih loh, Nova!). Selepas menaruh
barang bawaaan, kami bersiap-siap untuk makan malam di bungalow tersebut. Namun
enam orang memisahkan diri untuk mencari resto padang terdekat. Bukan karena
kangen masakan Padang, tapi karena mencari masakan yang halal. Konon, resto di
penginapan menyediakan babi. Bram, Cheddy, Riskardini, Yosie, Dini dan gue lah
orang-orangnya.
Selesai dari restoran Padang, kami menyusul teman-teman yang
tengah merundingkan rencana untuk esok hari. Sebagian menginginkan daftar acara
tambahan, yaitu mengunjungi Kawah Wawomuda, sebagian lagi tidak. Alasan mereka yang
tidak setuju: tidak ingin merusak jadwal pokok yang sudah di sepakati. Bahkan
beberapa guide dan tukang ojek pun diikutsertakan dalam musyawarah tersebut.
Pada akhirnya diketahui, situasi di restoran tersebut sempat sedikit kisruh
sebelum kami datang. Pssst…. secara diam-diam, Bram yang paling semangat ke Wawomuda
mengajak beberapa dari kami untuk turut serta. Ada yang setuju, ragu-ragu, dan
tidak tertarik setelah tau bahwa kawah itu sudah kering.
NB: Foto-foto merupakan koleksi dari rekan-rekan seperjalanan
Lah, riung bagus tah? Malah belum ke sana je!
BalasHapus