Secuil Las Vegas
Las
Vegas, kota ini dikenal dengan sebutan Sin City alias Kota (penuh) Dosa karena melegalkan
perjudian. Ibu kota negara bagian Nevada yang letaknya masih terhitung di west
coast (pantai barat) Amerika ini ini tidaklah besar dan dikelilingi oleh gurun.
Perekonomian rakyat sangat bergantung
dari transaksi para pemabuk dan penjudi yang secara sukarela, sadar atau tidak
sadar mempertaruhkan hartanya demi kepuasan sekejap. Tata kota Las Vegas
sendiri sangat simple, ada satu jalan utama sebagai urat nadi kehidupan yang dikenal dengan The Strip,
terdiri dari North Strip dan South Strip. Bayangkan saja jalan Sudirman dan
jalan Thamrin di pusat kota Jakarta, menurut saya
sih hampir tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah di kiri dan
kanan sepanjang The Strip didominasi oleh hotel-hotel mewah dengan nama yang
mungkin cukup familiar, misalnya MGM Grand, Excalibur, dsb. Fasade bangunan
hotel-hotel tersebut juga dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat para
turis. Sehingga terciptalah suatu koridor jalan yang meriah-meriah menggemaskan
gimana gitu. Ditambah lagi fasilitas
umum bagi pejalan kaki dibuat semaksimal mungkin. Tak jarang hotel-hotel besar menampilkan
pertunjukan di halaman depan hotelnya, agar dapat dinikmati oleh pejalan kaki.
Katakanlah pertunjukan manusia menelan api, orang-orang berkostum pahlawan
sambil ber-atraksi, bahkan ada yang menampilkan
dancing fountain di jam-jam tertentu. Semua ini agar pejalan kaki
tertarik untuk masuk ke dalam hotel lalu ingin coba-coba peruntungan dengan
berjudi. Oh ya, jembatan penyebrangan pun didesign sedemikian rupa agar
penggunanya bisa meng-akses masuk ke dalam hotel yang kebetulan berada di
lokasi jembatan itu berada. Ini pasti ada maksudnya
kan.
|
Atraksi dancing fountain dengan sound system yang meriah |
|
Penonton, baik yang kebetulan lewat maupun sengaja datang, selalu ramai |
|
Suasana malam di Las Vegas |
|
Suasana malam di Las Vegas |
|
Suasana malam di Las Vegas |
|
Jembatan penyebrangan yang rata-rata menggunakan lift dan eskalator |
|
Dari jembatan penyebrangan yang rata-rata menggunakan lift dan eskalator |
|
Salah satu hotel di pusat kota Las Vegas |
Yang
menariknya lagi, dengan
casino experience
saya yang terbatas, saya sedikit terkejut ketika memasuki
beberapa kasino dan melihat sendiri anak
kecil bebas berkeliaran.
Lho, tak pikir
masuknya kudu periksa KTP. Karena berbekal pengalaman saya saat melawat (tsaaah,
melawat :p) ke casino di Marina Bay Sand Singapore, paspor saya di cek untuk
memastikan kelaikan usia untuk
enterance
permit. Tapi memang sih, kasino yang saya lihat di Excalibur hotel (dan beberapa tempat lainnya) itu
terletak terbuka di lobi hotel. Hmmm…
|
Casino di dengan free enterance |
|
Suasana pedestrian di Las Vegas |
|
Salah satu lobi hotel yang saya masuki, hanya karena penasaran, dan dengan akses masuk yang sangat mengudang |
Mengenai
transportasi umum, amat sangat mudah untuk berkeliaran di sepanjang the Strip,
saya lupa sih persisnya berapa kilometer dari ujung Utara ke ujung Selatan.
Namun semua tampak dekat, bahkan Bandara International McCarran terletak di ujung
Selatan the Stripe, tidak jauh dari iconic
sign “welcome to Las Vegas” yang tersohor itu, jika ada pesawat mendarat
atau akan terbang rasanya seperti hampir terlindas pesawat. Untuk ilustrasi,
ujung landasan pacu pesawat terletak persis di pinggir jalan utama. Jadi bayangin aja deh. Unik juga. Tapi
untungnya, gak ada tuh orang yang memarkir mobilnya sembarangan sekedar untuk
menonton pesawat turun naik. Kalau di Indonesia bagaimana ya kira-kira?
Terminal
bus
www.megabus.com yang membawa saya dari
Los Angeles ke Las Vegas pun berhenti tidak jauh dari Bandara.
Perlu diingat, tidak semua merk bus antar
kota akan berhenti di terminal yang sama, meskipun sama-sama di kota Las Vegas.
Jadi, pastikan bahwa kamu sudah tau
terimal mana yang akan jadi tempat pemberhentian akhir. Dari terminal ini, ada
bis bernama RTC yang akan membawa kita ke sepanjang jalan utama tadi (The
Stripe). Jangan malu untuk bertanya bis nomer berapa yang akan membawa kita
tepat ke lokasi yang diinginkan. Saya juga bolak-balik nanya kok :D
Yang
menarik, selain bis RTC, ada satu bis yang bernama Deuce. Juga beroperasi di
sepanjang The Strip. Deuce ini sepertinya lebih ditujukan bagi pengguna jarak
jauh yang ingin cepat sampai, karena hanya berhenti di halte yang terbatas.
tidak seperti RTC (atau disebut bis lokal) yang berhenti di tiap halte. Tiket
naik kedua bis ini sama, bisa di beli mesin-mesin yang tersedia di halte. Ada
yang berupa tiket harian, dua harian dan tiga harian.
Bisa di cek disini. Di hari
pertama saya di Las Vegas, dengan memegang azas tidak mau rugi saya beli tiket
tiga harian, karena tentu lebih ekonomis dibanding beli tiket harian
berturut-turut. Setiap tiket disertai dengan tanggal masa berlakunya. Awalnya
saya berpikir, naik ke bis ini kok
gak
ada mesin tap tiket yang selayaknya ada di bis umum negara maju ya? Bahkan
supir bis nya pun tidak meminta kita untuk menunjukkan tiket kita.
Ya iya sih, di Las Vegas, rata-rata area supir
bis dilindungi oleh kaca dan pintu yang nyaris kedap suara, sehingga penumpang
tidak bisa bebas berinteraksi untuk sekedar bilang:
stop kiri, bang. Gitu. *yakelees
Nah
tiba di hari ke-empat, saya pun berpikir apakah saya harus membeli tiket baru?
Tanggal yang tertera di karcis saya tentunya sudah expired sejak jam 12 malam
kemarin. “Dilemma nih, ini tiket
diperiksa juga kagak, ngapain gue buang-buang duit buat beli yang baru?”,
pikir saya dengan gak mau rugi. Sempat terpikir juga...jangan-jangan bis ini gratis untuk turis... Namun akal sehat dan kejujuran mengalahkan
segalanya. Tsaaah, sedaap. Akhirnya saya tetap menjadi pelancong yang baik
dengan membeli karcis.
Saat
itulah kejujuran akan membawa kita pada kebaikan. Bis yang saya tumpangi sore
itu mendapat random check. Seorang
petugas berseragam memeriksa tiket setiap penumpang di dalam bis tsb. Tsk tsk
tsk, untung saja saya bisa menunjukkan tiket yang sah. Bayangkan kalau tidak,
saya bisa bikin malu nama Indonesia…masa gara-gara tiket seharga US$6 saja saya
kena denda. Malunya itu loh. Tsk tsk
tsk.
Selama
di Las Vegas saya tinggal di sebuah motel yang letaknya tidak jauh dari MGM
Grand. BIsa dilibilang area yang premium di Las Vegas. Motelnya bisa di cek disini
www.americasbestvalueinn.com
Saya amat merekomendasikan tempat ini bagi perempuan solo traveller seperti
saya. Dengan harga yang kompetitif, letak sangat strategis, saya mendapatkan
kamar private dengan private bathroom. Hal yang mewah yang tidak saya dapatkan
sepanjang trip kemarin. Biasanya nginep di hostel,
gitu loooh…yang sekamar isi 4-6 orang. Hihihi. Tapi pada dasarnya,
penginapan di Las Vegas memang di setting dengan harga yang tidak terlalu
tinggi. Agar pengunjung, dalam hal ini penjudi, merasa betah untuk tinggal
berlama-lama di hotel tersebut. Karena pada akhirnya, semakin banyak pula uang
yang mereka habiskan untuk berjudi. Well, setidaknya inilah yang saya dengar
dari seorang teman. Masuk akal,
sih.
|
Sarapan pancake di restoran depan motel |
|
Motel tempat saya menginap |
|
Lokasi motel yang strategis, tidak jauh dari MGM Grand |
Secara
garis besar, tidak ada yang terlalu istimewa di kota ini. Selain nama besar dan
kemeriahan yang dijanjikan. Tapi yaah, untuk satu dua hari visit, tidak
masalah. Bahkan wajib visit jika kalian memang sedang berada di dekat-dekat
situ. Hanya saja, gak usah terlalu lama deh. There’s nothing to do there. Meskipun
preferensi tiap orang bisa berbeda.
Jadi
bagaimana, tertarik untuk datang ke Las Vegas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar