Selasa, 05 Mei 2015

Secuil Las Vegas

Las Vegas, kota ini dikenal dengan sebutan Sin City alias Kota (penuh) Dosa karena melegalkan perjudian. Ibu kota negara bagian Nevada yang letaknya masih terhitung di west coast (pantai barat) Amerika ini ini tidaklah besar dan dikelilingi oleh gurun.  Perekonomian rakyat sangat bergantung dari transaksi para pemabuk dan penjudi yang secara sukarela, sadar atau tidak sadar mempertaruhkan hartanya demi kepuasan sekejap. Tata kota Las Vegas sendiri sangat simple, ada satu jalan utama sebagai urat nadi kehidupan yang dikenal dengan The Strip, terdiri dari North Strip dan South Strip. Bayangkan saja jalan Sudirman dan jalan Thamrin di pusat kota Jakarta, menurut saya sih hampir tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah di kiri dan kanan sepanjang The Strip didominasi oleh hotel-hotel mewah dengan nama yang mungkin cukup familiar, misalnya MGM Grand, Excalibur, dsb. Fasade bangunan hotel-hotel tersebut juga dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat para turis. Sehingga terciptalah suatu koridor jalan yang meriah-meriah menggemaskan gimana gitu. Ditambah lagi fasilitas umum bagi pejalan kaki dibuat semaksimal mungkin. Tak jarang hotel-hotel besar menampilkan pertunjukan di halaman depan hotelnya, agar dapat dinikmati oleh pejalan kaki. Katakanlah pertunjukan manusia menelan api, orang-orang berkostum pahlawan sambil ber-atraksi, bahkan ada yang menampilkan dancing fountain di jam-jam tertentu. Semua ini agar pejalan kaki tertarik untuk masuk ke dalam hotel lalu ingin coba-coba peruntungan dengan berjudi. Oh ya, jembatan penyebrangan pun didesign sedemikian rupa agar penggunanya bisa meng-akses masuk ke dalam hotel yang kebetulan berada di lokasi jembatan itu berada. Ini pasti ada maksudnya kan

Atraksi dancing fountain dengan sound system yang meriah

Penonton, baik yang kebetulan lewat maupun sengaja datang, selalu ramai



Suasana malam di Las Vegas

Suasana malam di Las Vegas

Suasana malam di Las Vegas

Jembatan penyebrangan yang rata-rata menggunakan lift dan eskalator

Dari jembatan penyebrangan yang rata-rata menggunakan lift dan eskalator


Salah satu hotel di pusat kota Las Vegas



Yang menariknya lagi, dengan casino experience saya yang terbatas, saya sedikit terkejut ketika memasuki  beberapa kasino dan melihat sendiri anak kecil bebas berkeliaran. Lho, tak pikir masuknya kudu periksa KTP. Karena berbekal pengalaman saya saat melawat (tsaaah, melawat :p) ke casino di Marina Bay Sand Singapore, paspor saya di cek untuk memastikan kelaikan usia untuk enterance permit. Tapi memang sih, kasino yang saya lihat di Excalibur hotel (dan beberapa tempat lainnya) itu terletak terbuka di lobi hotel. Hmmm…

Casino di dengan free enterance
Suasana pedestrian di Las Vegas

Salah satu lobi hotel yang saya masuki, hanya karena penasaran, dan dengan akses masuk yang sangat mengudang


Mengenai transportasi umum, amat sangat mudah untuk berkeliaran di sepanjang the Strip, saya lupa sih persisnya berapa kilometer dari ujung Utara ke ujung Selatan. Namun semua tampak dekat, bahkan Bandara International McCarran terletak di ujung Selatan the Stripe, tidak jauh dari iconic sign “welcome to Las Vegas” yang tersohor itu, jika ada pesawat mendarat atau akan terbang rasanya seperti hampir terlindas pesawat. Untuk ilustrasi, ujung landasan pacu pesawat terletak persis di pinggir jalan utama. Jadi bayangin aja deh. Unik juga. Tapi untungnya, gak ada tuh orang yang memarkir mobilnya sembarangan sekedar untuk menonton pesawat turun naik. Kalau di Indonesia bagaimana ya kira-kira?

Terminal bus www.megabus.com yang membawa saya dari Los Angeles ke Las Vegas pun berhenti tidak jauh dari Bandara. Perlu diingat, tidak semua merk bus antar kota akan berhenti di terminal yang sama, meskipun sama-sama di kota Las Vegas.  Jadi, pastikan bahwa kamu sudah tau terimal mana yang akan jadi tempat pemberhentian akhir. Dari terminal ini, ada bis bernama RTC yang akan membawa kita ke sepanjang jalan utama tadi (The Stripe). Jangan malu untuk bertanya bis nomer berapa yang akan membawa kita tepat ke lokasi yang diinginkan. Saya juga bolak-balik nanya kok :D

Yang menarik, selain bis RTC, ada satu bis yang bernama Deuce. Juga beroperasi di sepanjang The Strip. Deuce ini sepertinya lebih ditujukan bagi pengguna jarak jauh yang ingin cepat sampai, karena hanya berhenti di halte yang terbatas. tidak seperti RTC (atau disebut bis lokal) yang berhenti di tiap halte. Tiket naik kedua bis ini sama, bisa di beli mesin-mesin yang tersedia di halte. Ada yang berupa tiket harian, dua harian dan tiga harian. Bisa di cek disini. Di hari pertama saya di Las Vegas, dengan memegang azas tidak mau rugi saya beli tiket tiga harian, karena tentu lebih ekonomis dibanding beli tiket harian berturut-turut. Setiap tiket disertai dengan tanggal masa berlakunya. Awalnya saya berpikir, naik ke bis ini kok gak ada mesin tap tiket yang selayaknya ada di bis umum negara maju ya? Bahkan supir bis nya pun tidak meminta kita untuk menunjukkan tiket kita.  Ya iya sih, di Las Vegas, rata-rata area supir bis dilindungi oleh kaca dan pintu yang nyaris kedap suara, sehingga penumpang tidak bisa bebas berinteraksi untuk sekedar bilang: stop kiri, bang. Gitu. *yakelees

Nah tiba di hari ke-empat, saya pun berpikir apakah saya harus membeli tiket baru? Tanggal yang tertera di karcis saya tentunya sudah expired sejak jam 12 malam kemarin. “Dilemma nih, ini tiket diperiksa juga kagak, ngapain gue buang-buang duit buat beli yang baru?”, pikir saya dengan gak mau rugi. Sempat terpikir juga...jangan-jangan bis ini gratis untuk turis... Namun akal sehat dan kejujuran mengalahkan segalanya. Tsaaah, sedaap. Akhirnya saya tetap menjadi pelancong yang baik dengan membeli karcis.

Saat itulah kejujuran akan membawa kita pada kebaikan. Bis yang saya tumpangi sore itu mendapat random check. Seorang petugas berseragam memeriksa tiket setiap penumpang di dalam bis tsb. Tsk tsk tsk, untung saja saya bisa menunjukkan tiket yang sah. Bayangkan kalau tidak, saya bisa bikin malu nama Indonesia…masa gara-gara tiket seharga US$6 saja saya kena denda.  Malunya itu loh. Tsk tsk tsk.

Selama di Las Vegas saya tinggal di sebuah motel yang letaknya tidak jauh dari MGM Grand. BIsa dilibilang area yang premium di Las Vegas. Motelnya bisa di cek disini www.americasbestvalueinn.com Saya amat merekomendasikan tempat ini bagi perempuan solo traveller seperti saya. Dengan harga yang kompetitif, letak sangat strategis, saya mendapatkan kamar private dengan private bathroom. Hal yang mewah yang tidak saya dapatkan sepanjang trip kemarin. Biasanya nginep di hostel, gitu loooh…yang sekamar isi 4-6 orang. Hihihi. Tapi pada dasarnya, penginapan di Las Vegas memang di setting dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Agar pengunjung, dalam hal ini penjudi, merasa betah untuk tinggal berlama-lama di hotel tersebut. Karena pada akhirnya, semakin banyak pula uang yang mereka habiskan untuk berjudi. Well, setidaknya inilah yang saya dengar dari seorang teman. Masuk akal, sih.


Sarapan pancake di restoran depan motel

Motel tempat saya menginap

Lokasi motel yang strategis, tidak jauh dari MGM Grand


Secara garis besar, tidak ada yang terlalu istimewa di kota ini. Selain nama besar dan kemeriahan yang dijanjikan. Tapi yaah, untuk satu dua hari visit, tidak masalah. Bahkan wajib visit jika kalian memang sedang berada di dekat-dekat situ. Hanya saja, gak usah terlalu lama deh. There’s nothing to do there. Meskipun preferensi tiap orang bisa berbeda.


Jadi bagaimana, tertarik untuk datang ke Las Vegas?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar